
Radar Sul-Teng, Selasa, 19 Januari 2010. Universitas Tadulako (Untad) ketambahan satu fakultas. Fakultas itu adalah Fakultas Kehutanan (Fahutan). Kemarin (18/1), seremoni peresmian digelar. Gubernur Sulteng HB Paliudju berkesempatan hadir sekaligus meresmikan Fahutan Untad secara langsung.
Peresemian Fahutan itu ditandai dengan pembukaan selubung papan nama dan penandatanganan prasasti gedung fakultas oleh gubernur. Orang nomor satu di Sulteng itu juga berkesempatan menanam pohon kenangan di halaman fakultas. Disusul oleh para pejabat muspida dan pejabat di lingkungan Untad.
Dalam sambutannya, Paliudju menyatakan kehadiran Fahutan di daerah ini sudah tepat. Pasalnya dinilai bertepatan dengan dimulakannya era pengelolaan hutan berbasis kesatuan pengelolaan hutan (KPH). Paliudju menjelaskan KPH merupakan manajemen kelola sumberdaya hutan secara efisien dan lestari. Sementara Untad, khususnya Fahutan, sebagai salah satu sentral utama pembinaan dan penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang andal.
Terkait SDM tersebut, Paliudju sedikit menyinggung soal alumni. Di luar sambutan tertulisnya, Paliudju menekankan agar proses peralihan menjadi fakultas tidak merugikan mahasiswa. Khususnya mereka yang akan menyelesaikan studi di masa transisi seperti saat ini. "Mahasiswa tetap nomor satu. Jadi jangan sampai dirugikan," ujar Paliudju pada akhir sambutannya.
Fahutan Untad resmi berdiri setelah melewati proses selama 10 tahun. Menurut Rektor Untad Drs Sahabuddin Mustapa MSi, hal itu merupakan perjuangan panjang. Karena sejak pertama dibuka sebagai Program Studi Manajemen Hutan pada 1999, Sahabuddin mengaku statusnya masih nyantol (menempel) pada Fakultas Pertanian. Pada 2005 meningkat menjadi Jurusan Kehutanan di Fakultas Pertanian.
"Itu (nyatol) karena memiliki batang ilmu yang tidak sama dengan ilmu pertanian, dan memiliki konsorsium ilmu yang terpisah dengan ilmu pertanian," jelas Sahabuddin.
Dia lantas menyatakan sudah sepatutnya civitas akademika Fahutan Untad bersyukur. Sebab pada 16 April 2009, Fahutan resmi didirikan dengan menggunakan SK Rektor Untad, memeroleh persetujuan Dirjen Dikti dengan surat bernomor 559/DT/T/2009.
Resmi berdirinya Fahutan, yang terpisah dari Fakultas Pertanian (Faperta), mendapat tanggapan positif. Dekan Faperta Prof Dr Ir M Basir Cyio SE MS dengan besar hati menyatakan pihaknya ikhlas melepas “anak gadis”-nya itu. Prof Basir Cyio memang menggunakan istilah “anak gadis” bagi Fahutan saat membacakan sambutannya.
“Ini juga menegaskan bahwa kami tidak pernah khawatir dengan perubahan. Perubahan bagian dari hidup kami. Karena itu juga, setelah Fakultas Kehutanan resmi berdiri maka Fakultas Peternakan dalam proposal pengusulan. Belum lama ini SK panitia sudah kami tandatangani,” ungkap Prof Basir Cyio.
Sementara itu, tanggapan juga datang dari ikatan alumni mahasiswa kehutanan, yang jumlahnya mencapai sedikitnya 400 orang. Yusuf SHut, sebagai alumni, menyatakan berdirinya Fahutan Untad merupakan suatu pencapaian yang perlu mendapat apresiasi. Apalagi bagi dirinya, berdirinya Fahutan layaknya mimpi yang menjadi kenyataan.(uq)
mantap.......... sekarang tugas kita adalah menjaga karakter mahasiswa Fahutan untad agar lebih berintelek dan berjiwa konservasionis.... kami tidak butuh mulutmu untuk berbicara tapi yang kami butuh adalah tindakan mu untuk melestarikan hutan.....
BalasHapus